Diskusi Akademik Asesmen sebagai Jembatan Belajar Mengajar

Prodi PEP S2 PPs UNY menggelar Diskusi Akademik yang menghadirkan Dr. Nor Hasnida Che Md Ghazali dari UPSI Malaysia. Acara yang dibuka oleh Koorprodi PEP S2, Prof. Dr. Edi Istiyono, M.Si. ini dilaksanakan via portal Zoom. Baik Indonesia dan Malaysia saat ini sudah beralih dari Asesmen Tradisional ke Asesmen Alternatif, karena banyaknya kelemahan di Asesmen Tradisional. Asesmen merupakan proses sentral dalam pendidikan. Kenapa harus dilakukan asesmen? Karena pada kenyataannya banyak siswa yang tidak mengerti apa yang guru mereka ajarkan. Guru tidak bisa memprediksi apa yang siswa kita akan pelajari, bagaimanapun desain pengajaran dari kita. Bahkan bila kita memulai dari titik yang sama, tidak semua siswa akan mendapatkan pengertian yang sama karena mereka memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Inilah Mengapa asesmen menjadi jembatan yang penting dalam belajar mengajar. hanya melalui asesmen, kita dapat mengetahui apa yang terjadi di dalam kelas pada saat proses belajar mengajar itu dilakukan.

Melalui asesmen kita dapat mengetahui gap dari belajar mengajar antar siswa, kita akan tahu pada tingkat berapa mereka memulainya. Hasnida membahas mengenai Asesmen Formatif yang merupakan proses yang digunakan oleh guru dan siswa pada saat belajar mengajar, yang pada akhirnya menghasilkan feedback untuk meningkatkan prestasi siswa. Feedback tidak hanya dari guru tapi bisa juga dihasilkan dari teman sejawat atau pekerjaan dari siswa tersebut. Asesmen Formatif tidak hanya menyediakan feedback ke siswa, tapi juga membentuk framework untuk memberikan pandangan edukasional dan juga untuk memetakan progres para siswa. “Feedback pun harus berisikan mengenai pemikiran dan bukan berdasarkan emosi atau reaksi.” Tambah Hasnida lagi.

Kemudian Hasnida mengangkat tentang Asesmen teman sejawat karena ini merupakan teknik yang baik untuk mengembangkan prestasi siswa. Ini dikarenakan karena ketika siswa memberikan feedback pada teman mereka. Pada kesimpulannya, Hasnida mengatakan bahwa Guru memiliki peran penting untuk mendesain situasi dimana Kegiatan Belajar Mengajar dilakukan. (ant)

.

Indonesian